RIAUBOOK.COM- Pemerintah Papua baru baru ini kembali berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Meranti, tepatnya Kamis (19/7/2018).
Tidak tanggung tanggung, kedatangan rombongan pemerintah dari wilayah Indonesia paling timur itu, berkisar 50 orang bahkan lebih.
Keseriusan Pemprov Papua yang ingin belajar tentang dunia persaguan itu, dibuktikan  dengan turut sertanya Gubernur Papua Mayjen TNI (Purn) Soedarno dan Bupati Jayapura Matius Awoitauw serta beberapa pejabat bupati lainnya termasuk Ketua DPRD provinsi maupun dari kabupaten yang ada.
Tujuan mereka tidak lain hanya untuk meniru pola pengelolaan perkebunan sagu itu, termasuk cara pengolahannya mulai dari proses awal hingga  menjadi tepung kering yang siap diekspor.
Rombongan Pemprov Papua tersebut tiba dipelabuhan dan disambut oleh Bupati Meranti H Irwan tepatnya di Pelabuhan Desa Tanjung Samak. Istirahat sejenak,, rombongan dari Papua itupun dibawa menuju lanju Desa Kepaubaru untuk menyaksikan dari  dekat operasional PT Nasional Sago Prima (NSP), yang menjadi perusahaan pertama  di Indonesia yang menanamkan investasinya dibidang perkebunan sagu.
Pj Gubernur Papua itu mengaku kalau provinsi yang dipimpinnya itu justru memiliki Luas tanaman sagu seluas 4,7 juta hektare, menjadikan Papua menjadi lahan sagu terluas didunia. Sebab luas lahan sagu dunia hanya berkisar 6,5 juta Ha, saja termasuk yang ada di Papua. Hingga di Papua disebutkan keberadaan sagu itu umumnya disebut  masih hutan sagu. Karena luasnya tumbuhan sagu yang tumbuh alami tersebut dan belum dapat dikelola seperti yang ada di sini.
Dari 4,5 juta hektar tanaman sagu tersebut, hingga dewasa ini hanya sebagian  kecil saja yang sudah dapat diolah. Itupun dengan  pengolahan sangat tradisional. Sebab belum ada pengolahan semi modern atau bahkan moderen seperti yang ada di Meranti ini," kata gubernur itu.
Puas meninjau pabrik sagu milik PT NSP, rombongan juga menyempatkan waktu untuk melihat pengolahan sagu rakyat tepatnya di Desa Sungai Tohor, dimana dilokasi itu menjadi sasaran kunjungan Presiden Jokowi tahun 2014 silam.
Rombongan dari Papua tersebut cukup salut dengan pengelolaan sagu yang ada di Meranti.
Sebab keberadaan sagu di Riau juga terdapat di beberapa daerah, tapi Meranti diketahui cukup menonjol apalagi dengan berhasilnya mengolah pangan dari bahan sagu itu hingga sampai ratusan jenis kuliner dan telah termasyhur hingga keseluruhan pelosok nusantara.
dalam rombongan Gubernur Papua itu selain Bupati Jayapura, yakni Mathius Awoitauw SE. M.Si, Ketua DPRD Jayapura Edison Awoitauw, Bupati Supiori Jules F. Warikar, Bupati Merauke, Wakil Bupati Mappi Jaya Ibnu Su'ud, anggota legislatif Provinsi Papua, Kadis Ketahanan Pangan Tjajo, Kadis Perkebunan Luis Nauw, serta pejabat Eselon II lainnya.
Usai meninjau lokasi pabrik dan  pengolahan sagu tradisionil yang ada, malamnya dilakukan  ramah tamah di hotel Meranti.
Dalam acara ramah tamah tersebut, selain dihadiri Bupati Irwan, juga turut serta Wakil Bupati H. Said Hasyim, Sekretaris Daerah Meranti Yulian Norwis, Kepala Dinas Ketahan Pangan, serta jajaran pejabat eselon II dan III dilingkungan Pemkab Meranti.
Dalam acara silahturahmi yang berlangsung hangat namun semarak itu, Bupati Kepulauan Meranti H. Irwan dalam sambutannya menjelaskan sejarah singkat Meranti yang terbentuk tahun 2010 atau telah memasuki usia 9 Tahun saat ini.Â
"Sepanjang perjalannya Meranti bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, sebelumnya angka kemiskinan di Meranti mencapai 43 persen, dengan berbagai upaya yang kami lakukan berhasil menekan angka kemiskinan berdasarkan laporan dari Badan Statistik menjadi 28 persen, artinya dalam kurun waktu itu Pemkab. Meranti berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 15 persen," jelas bupati.
Hal itu tak terlepas dari kerja keras dari semua pihak dan juga  steakhokder untuk mendongkrak ekonomi masyarakat.Â
Salah satu potensi yang berhasil dikembangkan adalah sagu menjadi komoditi andalan Meranti yang diolah sedemikan rupa dan telah diekspor hingga ke berbagai negara.
Saat ini pengambangkan Sagu Meranti masih dalam tahap peningkatan hasil produksi, diharapkan dengan peningkatan hasil produksi diiringi pula dengan kebutuhan pasar Sagu yang semakin meningkat.
"Peningkatan Pasar Sagu menjadi tantangan bagi kita bersama sebagai daerah penghasil Sagu," kata bupati.
Sejauh ini Sagu Meranti sebagian besar  dijual keluar daerah dan ekspor luar negeri, hal itu disebabkan karena konsumsi Sagu dalam negeri masih cukup rendah.
"ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi kita bagaimana membuat Sagu mampu menjadi tuan rumah dinegeri sendiri," paparnya.
"Jika dulunya masyarakat masih malu mengkonsunsi Sagu karena identik untuk masyarakat ekonomi rendah, kedepan asumsi ini harus bisa dirubah, Sagu merupakan makanan asli Indonesia yang mendapat tempat dihati masyarakat," ucapnya lagi.
Lebih jauh dikatakan H. Irwan M.Si yang juga Ketua Forum Kabupaten Penghasil Sagu Indonesia, pengembangan Sagu sebagai pangan Alternatif pengganti beras harus dilakukan, karena kedepan suply beras semakin hari makin menurun sementara lahan pertanian semakin berkurang, Indonesia membutuhkan pangan alternatif pengganti beras dan Sagu yang melimpah dari Aceh hingga Papua merupakan sebuah potensi yang bisa digarap bersama.
"Semoga permintaan Sagu yang semakin besar bisa memberikan kontribusi bagi peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia. Dan menjadi sesuatu yang bisa diwariskan kepasa anak cucu dimasa datang," pungkasnya.
Sekedar informasi dalam acara ramah tamah dan silahturahmi itu juga dilakukan tukar menukar cendera mata dari Pemkab. Meranti yang diserahkan kepada Gubernur Papua, oleh Bupati Kepulauan Meranti Drs. H. Irwan M.Si didampingi Wakil Bupati H. Said Hasyim. Begitu juga sebaliknya, selain itu juga dari Legislatif Meranti kepada Legislatif Provinsi Papua.
Acara ditutup dengan foto bersama dan salam salaman antar kedua kepala daerah dan jajaran. (Adv)
Ultimatum Virus Akalbudi
Oleh Chaidir (Ketum FKPMR) TAHUN 1445 Hijriyah tenggelam dalam tidurnya yang abadi. Selamanya akan berada dalam…