Oleh Fazar Muhardi
SUATU siang saya berbincang dengan sahabat soal masa depan BUMN ditangan seorang Erick Tohir.
Pertemuan itu berlangsung sekitar dua tahun lalu, atau setahun setelah Bung Erick dilantik menjadi Menteri BUMN.
"Dia sangat berbahaya"
Kalimat itu terlontar dari seorang jenderal TNI (purn) bintang 3 yang memiliki simpul 'merah & putih'. Dua warna yang menjadi simbol kedaulatan bangsa dan negara.
"Suatu saat semua saham BUMN akan dilepas, kedaulatan terancam," katanya dengan pandangan mengarah ke dinding yang terpajang lukisan Satelite Indosat.
Patut diketahui, Indosat dulu merupakan perusahaan BUMN kebanggaan bangsa.
Dilansir melalui laman resmi Indosat Ooredoo dan BEI, PT Indosat Tbk didirikan di Indonesia pada 10 November 1967 sebagai perusahaan penanaman modal asing yang menyediakan layanan telekomunikasi internasional di Indonesia.
Kemudian, pemerintah di bawah Presiden Soeharto memutuskan untuk mengakuisisi saham Indosat pada 1980.
Setelah menjadi BUMN, perusahaan ini melakukan penawaran umum saham ke publik atau initial public offering (IPO) pada 19 Oktober 1994 silam.
Perusahaan pun mencatatkan sahamnya di pasar modal dengan kode saham ISAT.
Perusahaan ini pun berhasil mengumpulkan dana IPO sebesar Rp 724,85 miliar dari penawaran 103,55 saham (35%) di harga Rp 7.000 per lembar saham.
Tidak hanya di dalam negeri, di tahun yang sama, ISAT juga mulai diperdagangkan New York Stock Exchange (NYSE) dalam bentuk American Depository Shares (ADS).
Pada tahun 2002, di bawah kepresidenan Megawati, pemerintah RI melepas sahamnya (divestasi) sebanyak 517,5 juta saham, mewakili sekitar 50,0% dari saham Seri B dalam dua tahap melalui tender.
Singapore Technologies Telemedia Pte Ltd (ST Telemedia) pun membeli sebanyak 41,94%.
Selanjutnya pada 2008, saham Indosat secara tidak langsung diakuisisi oleh Qatar Telecom (Qtel) Q.S.C. (Qtel) melalui Indonesia Communications Limited (ICLM) dan Indonesia Communication Pte. Ltd. (ICLS) sejumlah 40,81%.
Kemudian, Qtel membeli saham seri B sebanyak 24,19% dari publik sehingga menjadi pemegang saham mayoritas Indosat dengan kepemilikan sebesar 65% pada 2009.
Setelah dibeli Qtel, atas nama Ooredoo Asia Pte. Ltd. (dahulu Qtel Asia Pte. Ltd), secara resmi pada 2015, nama Indosat ditambahkan Ooredoo menjadi Indosat Ooredoo.
Tidak lama setelah itu, di bulan Mei 2017 perusahaan itu resmi keluar dari pasar modal Amerika Serikat, NYSE.
Alasannya, perusahaan merasa terdaftar di bursa paman sam itu sudah tidak efisien, dengan keuntungan minim.
Lebih lanjut, pada 2021, Indosat Ooredoo pun resmi bergabung bersama PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) atau Tri Indonesia, menjadi Indosat Ooredoo Hutchison.
Perusahaan baru itu dikendalikan bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.
Masing-masing perusahaan tersebut memiliki 50% dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison.
Hingga kini, posisi pemegang saham tertinggi masih ditempati oleh Ooredoo Asia, yakni sebanyak 5.292.710.752 saham (65,64%) per 30 Juni lalu.
"Situasi itu akan terulang saat ini, nanti. Ini berbahaya," katanya sambil mengalihkan pandangan ke sebuah gelas bergambar lambang BUMN, terdapat logo Pertamina.
Dua tahun setelah pertemuan itu, pernyataan dia pun berlahan akhirnya terbukti.
Ditengah situasi ekonomi yang buruk setelah hantaman 'badai Covid-19, Bung Erick Thohir setahun lalu telah mengungkap rencana aksi korporasi BUMN yang akan dilakukan tahun 2023.
Mulai dari pendaftaran perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau IPO, hingga masuknya mitra strategis (strategic partner) ke perusahaan BUMN.
PT Pertamina (Persero) telah menyampaikan rencana dua anak usaha yakni PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk melantai ke bursa saham melalui penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO) yang akan dilakukan secara bertahap.
Pertama, privatisasi dimulai terlebih dahulu dari IPO PGE yang kemudian akan berlanjut ke PHE.
Pertamina tergadai?
Refleksi SMSI Akhir Tahun 2024: Pilar Indonesia Emas 2045
RIAUBOOK.COM, JAKARTA - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyampaikan catatan akhir tahun 2024 dengan menyoroti kiprah Presiden Prabowo Subianto dalam…