RIAUBOOK.COM - Kondisi miris di negara ini adalah; ketika sebagian besar masyarakat hidup dalam himpitan ekonomi, para pejabat negaranya justru terang-terangan memperlihatkan gaya hidup mentereng dan bermewah-mewahan.

Sebaliknya hanya segelintir saja pejabat negara yang tampil sederhana kendatipun memiliki banyak harta atau 'low profile'.

Mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua mengatakan gaya hidup mewah pejabat negara dapat menyuburkan praktik Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Dia mengatakan, ada lebih 1300 orang yang ditangkap KPK, 86 persen adalah orang-orang berpendidikan tinggi dengan gaya hidup hedon atau mentereng kemewahan.

"Karena gaya hidup hedon tersebut banyak pejabat negara yang melakukan korupsi," katanya.

Selain itu menurutnya gaya hidup glamor pejabat negara yang jauh dari kesederhanaan dapat meningkatkan beban pengeluaran negara bahkan membuat kerugian dan menambah utang negara.

Abdullah pun memotret gaya hidup mewah yang dipertontonkan sejumlah pejabat negara dalam beberapa kasus yang terjadi belakangan ini seperti memiliki mobil dinas mewah dan mobil pribadi yang harganya miliaran rupiah, menggelar pesta pernikahan atau ulang tahun secara mewah, mengendarai jet dan helikopter untuk keperluan pribadi dan lainnya.

Hidup sederhana terlebih sebagai pejabat negara maka membutuhkan kesadaran penuh bahwa tidak layak bersikap berlebihan atas segala sesuatu yang melekat pada diri baik itu kepemilikan harta, jabatan dan lainnya.

Selain itu menyadari bahwa menghias diri dengan sikap sederhana dalam menjalani hidup akan membuat diri dicintai Allah SWT.

Kiai Ahmad mengatakan seorang Muslim harus meneladani Rasulullah SAW yang sederhana dalam menjalani hidup.

Rasulullah hidup membaur di tengah masyarakat dan tidak menjaga jarak dengan siapapun.

Rasulullah tidak membedakan dirinya dengan orang lain dalam hal hidup bermasyarakat. Keteladanan Rasulullah dalam menjalani hidup dengan kesederhanaan berdampak besar terhadap umatnya.

"Beliau (Rasulullah) terbukti berhasil menginspirasi dan menggelorakan sikap sederhana, sikap wajar, sikap proporsional, bagi para sahabatnya dan seluruh pengikut setianya. Bahkan beliau mengajarkan kepada kita sederhana dalam bersikap dan bergaul bukan hanya berpakaian, memaknai harta, kekayaan dan bertutur kata saja," katanya.

"Janganlah kita lupakan demi tujuan kita, bahwa para pemimpin berasal dari rakyat, dan bukan berada atas rakyat." - Soekarno

(kpk)