RIAUBOOK.COM - Gelombang Bono adalah keganjilan alam yang terjadi di Semenanjung Sungai Kampar, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Gelombang besar di sungai ini terjadi bersamaan dengan pasang naik dan pasang surut dengan ketinggian puncak gelombang sekitar 4-6 meter dan memenuhi seluruh permukaan sungai.
Fenomena ini terjadi diakibatkan dari pertemuan arus air yang berasal dari Selat Malaka, Laut China Selatan, dan juga dari aliran Sungai Kampar. Pertemuan tersebut mengakibatkan naiknya permukaan air di muara Sungai Kampar yang menimbulkan Gelombang. Diduga hal ini tercipta karena sempitnya ruang pertemuan dari tiga arus dikarenakan adanya Pulau Muda yang membelah Sungai Kampar tepatnya di bagian muara sungai.
Oleh karena pertemuan tiga arus besar tersebut maka terbentuklah gelombang besar yang menggulung dan menghempas dan masuk jauh ke dalam aliran sungai, bahkan mampu menenggelamkan apa saja, tidak terkecuali perahu mauoun kapal yang lagi berlayar di alur Sungai Kampar.
Dahsyatnya gelombang Bono ini yang mencapai tinggi 4 hingga 6 meter terjadi di bulan Oktober sampai Desember. Namun yang terbesar dikisaran bulan November akhir.
Bagi masyarakat setempat, kedasyatan Bono, memiliki unsur magis dan mistis. Alur gelombang yang muncul di saat tingginya di bulan tersebut, berjumlah tujuh buah gelombang, sehingga masyarakat setempat memberi nama mistis, Tujuh Hantu atau Seven Ghost.
Melihat ini semua membuat Pemerintah Kabupaten Pelalawan yang memiliki program Pelalawan Eksotisnya tidak mau menyia-nyiakannya fenomena alam tersebut.
Dimasa kepemimpinan Bupati HM Harris, keberadaan Bono langsung full up dan diperkenalkan kepada dunia. Dimulai dari Pelalawan sendiri, keberadaan Bono ini terus dikembangkan hingga akhirnya mendunia. Di berbagai pameran wisata internasional Bono mendapat perhatian pengunjung.
Demi meningkatkan kapasitas agar dapat menjadi Daerah Tujuan Wisata, Pemkab Pelalawan juga mengundang peselancar kelas dunia untuk menguji kedahsyatan Bono. Promosi ini semua untuk menjadikan Bono icon pariwisata Kabupaten Pelalawan Khusus Riau dan Nasional.
Foto @wisatabono
Selain dari itu, upaya-upaya yang juga dilakukan Pemkab Pelalawan adalah dengan mempersiapkan:
1. Lahan 600 Ha untuk Kawasan objek wisata bono yang telah mempunyai payung hukum melalui Perda dan Perbup. Posisi lahan tersebut berada di Kawasan Objek Wisata Bono yang sangat strategis, karena hampir berhadapan langsung dengan dua buah negara, yaitu Malaysia dan Singapura.
2. Penyediaan pengadaan alat penunjang keselamatan (Life Vest) bagi pengunjung maupun penonton ombak bono.
3. Penyediaan alat transportasi air (jetski) untuk kunjungan dan rescue.
4. Melaksanakan pagelaran seni budaya di kawasan objek wisata bono setiap tahun.
5. Melaksanakan pembangunan infrastruktur jalan lingkungan di Desa Teluk Meranti oleh Dinas PUPR Kabupaten Pelalawan. (Semenisasi).
6. Melakukan pembinaan serta penyuluhan sadar wisata dan sapta pesona bagi masyarakat tempatan.
7. Memberikan pembekalan akan kemampuan berbahasa asing (inggris) bagi masyarakat lokal.
8. Melakukan pendampingan Kelompok Masyarakat di Teluk Meranti.
9. Memberikan bantuan rehab untuk homestay.
10. Melakukan pembukaan Jalan Lintas Bono ke Tanjung Bau-Bau sepanjang 3,2 KM oleh Dinas PUPR Kabupaten Pelalawan Tahun 2013.
11. Melakukan Expedisi Pariwisata Johor - Tanjung Balai Karimun - Pelalawan (Bono).
12. Melakukan Promosi Potensi Objek Wisata Bono di dalam mauoun di Luar Negeri.
13. Penyusunan DED Kawasan Objek Wisata Bono dan Desain Animasi pada.
14. Melaksanakan Pekerjaan Penimbunan Tanah / Revertment di kawasan Objek Wisata Bono Tanjung Bau-Bau tahun 2014.
15. Melakukan Pembangunan Pentas Seni terbuka dan Tribun VIP di Kawasan Wisata Bono.
16. Melakukan Pembangunan Pusat Informasi Turis Tahun 2014 dan
17. Melaksanakan Pembangunan Tanggul/ Penimbunan penahan air di Kawasan Wisata Bono agar tidak terjadi abrasi.
Tidak itu saja, saat ini Pemkab Pelalawan bersama dengan Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulaua Riau dan Kerajaan Negeri Johor, Malaysia, telah melakukan kerjasama untuk membangun jembatan sepanjang 37,45 KM yang menghubungkan tiga daerah tersebut. Bentuk kerjasama yang sudah dibangun berupa telah dilakukannya,
a. Feasibility Study;
b. Seminar Internasi
c. Memasukkan dalam RPJM Nasional.
Begitupun ada juga beberapa yang upaya yang dilakukan pemerintah daerah yang bersinergi dengan pemerintah pusat dalam meningkatkan potensi wisata bono.
Upaya yang dilakukan Pemerintah Pusat tersebut adalah:
1. Penyusunan Masterplan Kawasan Objek Wisata Bono pada tahun 2012.
2. Pembuatan Film Promosion pada tahun 2012.
3. Pembangunan Menara Pandang di Tanjung Bau-Bau Tahun 2013.
4. Melakukan pembinaan masyarakat malalui Pelatihan Surfing dan Rescue di Jawa Barat tahun 2013.
5. Penyusunan Proposal Investasi melalui Kementrian Pariwisata tahun 2013.
6. Promosi Bono hingga ke Luar Negeri.
Selain itu pemkab pelalawan juga telah berhasil untuk memasukkan Kawasan Wisata Bono ke dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) pada awal tahun 2017. Dengan demikian maka pembangunan wisata bono yang tengah dilaksanakan tersebut akan dapat segera selesai.
Melihat keseriusan Pemkab Pelalawan dalam mempromosikan Bono sebagai ikon wisata mendapat apresiasi dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Pelalawan sangat berharap Wisata Bono dapat bersinergi dengan peningkatan kearifan budaya lokal yang pada akhirnya dapat berdampak kepada peningkatan ekonomi masyarakat sebagai bagian dari pengembangan wisata tanah air.
Terkait dengan dilaksanakannya festival Bekudo Bono yang rencananya akan digelar pada tanggal 24 November 2018, bertempat di Muara Sungai Kampar, Kelurhn Teluk Meranti, Kecamatan Teluk Meranti, Bupati Kabupaten Pelalawan HM Harris, saat ditemui media ini disela-sela kunjungannya Ke Kuala Kampar beberapa waktu yang lalu, menyebutkan bahwa keunikan Bekudo Bono merupakan fenomena Alam yang tidak dimiliki daerah lain maupun negara lain. "Ini harus benar-benar dikelola demi kemajuan daerah Teluk Meranti," ujar Harris
Dijelaskan Bupati lagi, Gelombang Bono memiliki keunikan. Panjang gelombang bisa mencapai puluhan kilometer. Para surfing dapat berselancar tanpa terputus diatas gelombang mencapai hampir 1 (Satu) Jam. "Suatu daya tarik tersendiri dan ini tidak akan ditemukan di tempat lain," ungkap Bupati lagi.
Namun untuk menjadikan Bono, Daerah Tujuan Wisata (DTW) Dibutuhkan program yang saling mengikat dan terangkai dengan potensi wisata lain yang ada di Kabupaten Pelalawan.
"Dibutuhkan penataan potensi daerah yang terencana dengan menjadikan Daerah Tujuan Wisata satu paket perjalanan sehingga dengan adanya Bono dapat memperkenalkan daerah lain juga menjadi DTW," jelas Harris.
Kemudian dalam menarik wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang menyaksikan Bono, selain promosi yang berkesinambungan hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah penataan prasarana dan sarana. Mulai dari perhotelan, homestay bagi para wisatawan mancanegara, pondok-pondok tempat pemandian, sarana transportasi pantai dan sebagainya.
"Kita selalu berusaha agar dapat menarik Investor lokal maupun luar untuk dapat menanamkan investasinya, terutama di bidang pariwisata ini. Namun ketika investasi itu datang, kita hanya jadi penonton. Semua itu disebabkan dari ketidak siapan daerah dalam mengelola pariwisatanya. Maka dari itu kita harus berbenah dan hal ini memerlukan dana yang tidak sedikit. Itu masih untuk penataan lingkungan dan fasilitas pendukung. Belum lagi infrastruktur jalan lintas bono," urai Bupati HM Harris dengan menunjuk arah jalan yang masih butuh pembenahan.
Ternyata usaha Pemerintah Kabupaten Pelalawan dalam membangun potensi pariwisata tidaklah jalan sendiri. Untuk mewujudkannya, Pemerintah Provonsi Riau telah menyiapkan anggaran Rp 176 miliar untuk membangun infrastruktur jalan menuju Teluk Meranti-Pelalawan.
Selain itu, di sekitar wisata ombak bono bakal disiapkan kawasan ekowisata atau wisata alam. Kawasan bono juga akan ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus sehingga dapat memacu perkembangan ekonomi masyarakat.
"Jika infrastruktur jalan selesai, wisatawan diperkirakan hanya perlu waktu 1,5 sampai 2 jam menuju destinasi ombak bono, dan ini sesuai penjelasan Menteri Pariwisata, yang menerangkan, suatu destinasi berkelas dunia, untuk sampai ke sana tidak boleh lebih dari 2 jam, karena bila lebih maka akan membuat orang merasa lelah dan jenuh," sebut Harris mengakhiri.
Sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Bupati HM Harris pada media ini, tidak jauh berbeda dengan terangkan Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga (Kadisbuppora), Andi Yuliandri, disela-sela mengikuti rapat paripurna DPRD Pelalawan beberapa waktu yang lalu.
Dengan gamblang Andi menyebutkan bahwa dengan ditetapkannya kawasan Ombak Bono menjadi kawasan Ekowisata atau Wisata Alam, jalur sepanjang pantai yang dipenuhi hutan alam dengan hamparan pasir putihnya dapat diterapkan paket wisata pantai dengan menggunakan kendaraan khusus seperti ATV (All Terrain Vehicle) dan berbaur dengan koloni kehidupan masyarakat tempatan yang penuh dengan sifat kekeluargaan.
"Apalagi di kawasan objek wisata bono, akan dijual berbagai kerajinan masyarakat tempatan seperti tikar pandan yang bisa digunakan untuk santai sambil menikmati ombak di pinggir pantai bono," ujar Andi.
Terkait dengan ombak Bono yang terletak di Kecamatan Teluk Meranti ini, Andi dengan mantap menjelaskan, Ombak Bono telah dikenal sebagai objek wisata andalan bagi masyarakat Riau dan telah berulang kali dikunjungi para wisatawan asing yang hobi surfing. "Sudah lebih ratusan surfer mancanegara dan nasional yang mencoba gelombang bono. Begitu juga halnya dengan fotografer serta crew dokumenter yang langsung hadir mendokumentasikan bono tersebut. Soal pengunjung yang datang, sudah mendekati ratusan ribu pengunjung," ujar Andi dengan wajah tersenyum.
Dijelaskannya lagi, baru-baru ini kita mengirimkan 10 Orang warga setempat yang diminta Kemenparekraf untuk dilatih mengikuti pelaksanaan pelatihan rescue dan juga surfing dasar yang berlangsung sejak 7-14 Maret di Cimaja Banyuwangi Jawa Timur.
Pelatihan kepada 10 warga Bono kecamatan Teluk Meranti ini, guna menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang handal untuk menyiapkan dan mewujudkan Objek Wisata Bono menjadi objek wisata andalan dunia.
"Semua itu tidak terlepas dari upaya Bupati Pelalawan M Harris untuk terus menerus mempromosikan keajaiban dan menantangnya gelombang Bono kepada dunia melalui Pemerintah Pusat," terang Kadisparpora.
Kemudian ditambahkannya lagi, berkat adanya pelatihan rescue dan juga surfing dasar ini, tentunya diharapkan kedepannya pengelolaan objek WIsata Bono ini akan menjadi lebih terorganisir dan fropesional sehingga dapat memenuhi syarat keselamatan seperti yang diterapkan di negara-negara lain.
"Dengan adanya tingkat keselamatan yang maximum, tentunya ini dapat menarik minat para pelancong dunia untuk mengunjungi objek wisata yang cukup terkenal dengan ketahanan dan ketangguhan fisik para surfing, mengingat waktu surfing yang tidak terputus hampir satu jam," jelas Dia lagi seraya kembali menambahkan, dengan adanya pelatihan tersebut, nantinya untuk penanganan jika ada korban atau penanganan kecelakaan diobjek wisata Bono, maka unit rescue terutama masyarakat yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan rescue serta surfing dasar dapat bertindak langsung untuk memberikan pertolongan.
Dalam menutup percakapan ini, Andi Yuliandri berkesempatan memberikan gambaran bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara, bahwa dilokasi DTW ombak Bono, Teluk Meranti, telah tersedianya beberapa fasilitas pendukung berupa:
1. Hotel Melati maupun Penginapan sederhana.
2. Homestay serta kamar dirumah warga.
3. Adanya Rumah Makan yang dikelola masyarakat setempat dengan menu Melayu.
Lalu, untuk mendukung aktifitas berselancar diloksi Teluk Meranti sudah tersedia berupa:
1. Speed boat beserta pengemudinya.
2. Tempat penyewaan papan selancar beserta peralatan keamanannya.
Disamping itu, lanjut Andi lagi, dalam mengisi waktu menunggu datangnya Ombak Bono, para wisatawan dapat melakukan aktifitas berupa :
1. Menyewa sampan sambil memancing dan menyusuri sungai Kerumutan.
2. Menyewa sepeda motor ataupun alat transportasi darat untuk berkeliling di Desasambil mengunjungi Suaka MargasatwadanHutan Rawa Kerumutan.
3. Menyewa Boat Wake Surfing sambil bermain di Pantai Ogis maupun bermandi lumpur di Pantai Tanjung Pebilah.
4. Menikmati Pergelaran Seni Budaya di Kawasan Tirta Bono untuk mengenalkan seni budaya lokal.
"Semua ini dengan harga dan tarif yang terjangkau dan murah," Andi mengakhiri. (RB/ton/adv)
Ultimatum Virus Akalbudi
Oleh Chaidir (Ketum FKPMR) TAHUN 1445 Hijriyah tenggelam dalam tidurnya yang abadi. Selamanya akan berada dalam…