RIAUBOOK.COM - Hingga akhir Juli 2019 Satgas Darat Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau mencatat, luasan lahan terbakar di "Bumi Lancang Kuning" telah mencapai lebih dari 3000 hektar. Sampai saat ini upaya pemadaman di sejumlah daerah yang terdeteksi titik api masih terus berlangsung.
Mencegah meluasnya Karhutla, pemerintah setempat meminta agar seluruh pihak turut peduli terhadap lingkungan. Terlebih, Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan musim kemarau akan terus melanda hingga pertengahan Oktober mendatang.
Selain memadamkan lahan terbakar, upaya penanggulangan Karhutla saat ini juga diprioritaskan kepada merubah pola pikir masyarakat agar tidak lagi membakar lahan saat hendak bercocok tanam.
Edukasi kepada masyarakat di daerah rawan Karhutla pun kian gencar dilakukan, personel TNI juga dikerahkan, sosialisasi dari pintu ke pintu turut menjadi sasaran.
Dalam implementasinya, jajaran TNI masing-masing Koramil dinilai memiliki peran penting dalam penanganan Karhutla di wilayah teritorialnya. Seperti halnya yang dilaksanakan Koramil 07/Kampar, Kodim 0313/KPR, Selasa (30/7/2019).
Para prajurit yang tergabung dalam Tim 1 Subsatgas 6 Kecamatan Tambang, terus melaksanakan Patroli di daerah rawan kebakaran, salah satunya berlokasi di kawasan Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar. Kegiatan tersebut juga selaras dengan pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-105 Kodim 0313/KPR.
Komandan Tim 1 Subsatgas 6, Pelda Azhar Hasibuan mengatakan, kegiatan patroli Karhutla tersebut rutin dilakukan untuk memastikan setiap desa binaan bebas dari titik api. "Kali ini kami mendatangi rumah-rumah penduduk untuk melaksanakan Komunikasi persuasif kepada Warga supaya tidak melakukan pembakaran lahan," ujarnya.
"Kami dari Tim SubSatgas Karhutla wilayah Kecamatan Tambang akan terus melakukan patroli maupun sosialisasi kepada warga sekitar tentang bahaya Karhutla, serta menyampaikan ancaman pidana bagi tersangka pembakar lahan," lanjutnya.
Dia katakan, dalam setiap sosilisasi pihaknya juga mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan segera melaporkan ke Bintara Pembina Desa (Babinsa) menyangkut segala sesuatu, bila berpotensi menjadi pemicu terjadinya Karhutla.
Karena, dari situ tercermin wujud kepedulian masyarakat dalam upaya pencegahan Karhutla. (RB)
Refleksi SMSI Akhir Tahun 2024: Pilar Indonesia Emas 2045
RIAUBOOK.COM, JAKARTA - Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) menyampaikan catatan akhir tahun 2024 dengan menyoroti kiprah Presiden Prabowo Subianto dalam…