Riau Book- Hujan di Minggu (19/2/2017) pagi ini, tidak menyurutkan langkah Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya untuk mengunjungi Taman Menteng, Jakarta. Siti Nurbaya akan berbaur bersama dalam kegiatan peduli sampah yang digagas oleh Komunitas PRAISE. Kegiatan ini merupakan gerakan dukungan dari akar rumput dan korporasi untuk menciptakan Indonesia bersih sampah pada tahun 2020.
Bersama komunitas, Siti Nurbaya yang pada hari ini menggunakan topi berwarna hitam, menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas dukungan yang diberikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN).
Ia mengatakan, sejak pemerintahan Presiden Joko Widodo, revolusi mental merupakan hal yang paling ditekankan. Menarik benang merahnya, maka revolusi mental dalam bidang lingkungan hidup adalah saat masyarakat Indonesia sadar dan turut menjaga lingkungan serta tidak membuang sampah sembarangan. Untuk itu Menteri LHK sangat menghargai gagasan yang dibuat oleh komunitas PRAISE ini.
"Saya menghargai inisiatif kolaborasi dunia usaha ini, mudah-mudahan tidak hanya 6 (enam) korporasi saja yang ikut dalam PRAISE, dan ini kami catat sebagai gerakan pelopornya dunia usaha, yang telah melakukan usaha daur ulang, sampah produksinya", ujar Menteri LHK
Sampah merupakan persoalan yang paling dekat dengan masyarakat, disamping sampah yang berasa dari industri, jumlah sampah terbesar adalah yang berasal dari rumah tangga. Peran pemerintah sangat penting, pemerintah merupakan simpul negosiasi dari segala kepentingan, baik industri sebagai pihak produsen maupun masyarakat sebagai tempat bermuaranya sampah, khususnya sampah-sampah kemasan produk.
Kementerian LHK memerlukan banyak pionir-pionir yang peduli sampah, mulai dari tingkat sekolah hingga masyarakat usia dewasa, yang diharapkan menjadi contoh nyata dari gerakan peduli sampah dan peduli lingkungan ini. Pendidikan juga penting, sehingga kepedulian yang dibangun, merupakan kepedulian yang lahir dari kesadaran bukan keterpaksaan, khususnya bagi anak usia sekolah.
Tak ingin menyia-nyiakan kesempatannya, Menteri LHK juga memberikan edukasi langsung kepada Quin (6 tahun), Niken (7 tahun) dan Caca (6 tahun), tentang bagaimana memilih dan memilah sampah, serta memasukkannya dalam tempat yang sesuai dengan jenis sampahnya. Siti Nurbaya juga membuka ruang tanya jawab, dan dalam sesi tanya jawab ini, berbagai hal disampaikan oleh komunitas dan pengunjung Taman Menteng.
Dalam penjelasannya Menteri LHK mengatakan, bahwa melihat perkembangan bank sampah di Indonesia, KLHK mencatat di akhir 2015 tercatat ada 2800 bank yang lahir di masyarakat, dan akhir 2016 jumlahnya meningkat sehingga mencapai sekitar 4200-an bank, artinya kesadarannya memang meningkat, dan kesadaran ini juga menumbuhkan peluang untuk meningkatkan ekonomi. Beberapa bank sampah telah mampu menciptaka industri baru, dalam bentuk biji plastik yang bahkan bisa di ekspor. Hal ini membuka konfigurasi sebuah bisnis baru di akar rumput untuk menjadi sel-sel kecil industri plastik. Untuk itu Siti Nurbaya memerlukan dukungan pemikiran juga terkait sampah dan industri baru ini.
Siti juga menjelaskan usaha peduli sampah ini juga dilakukan di tiap taman nasional di Indonesia, sebagai contoh ia menjelaskan, bahwa bila ada pendaki yang mendaftar ingin memasuki wilayah taman nasional, maka mereka akan dibekali wadah untuk mengumpulkan sampah mereka. Para pendaki ini, wajib untuk mengembalikan wadah ini, lengkap dengan seluruh sampah yang mereka hasilkan selama masa pendakian, sehingga ekosistem wilayah dakian tidak terganggu karena adanya sampah-sampah ini.
Tahun 2017, secara global United Nation Environment Program (UNEP) menetapkan tema khusus untuk Hari Peduli Sampah Nasional 2017 yaitu "Global Campaign of Clean Sea Champion Country", dan bila diserap dengan kondisi Indonesia, maka tema HPSN 2017 untuk Indonesia adalah "Melaksanakan Pengelolaan Sampah Terintegrasi dari Gunung, Sungai, Kota, Pantai, hingga Lut untuk Mewujudkan Indonesia Bersih Sampah 2020".
Sebelumnya hasil penelitian Jambeck, Jena R., et.al, pada tahun 2015 yang berjudul "Plastic waste inputs from land into the ocean", menunjukkan bahwa Indonesia menjadi Negara kedua terbesar di dunia yang menyumbang sampah ke laut setelah Cina. Sejak tahun 2016 Indonesia berbenah, dan saat ini Indonesia tercatat dalam 10 negara yang menjadi kampiun dalam menangani sampah di laut. Pengakuan akan kerja keras Indonesia ini, rencananya akan di deklarasikan oleh UNEP pada 23 Februari yang akan datang, dimana Kemenko Maritim bekerja sama dengan KLHK akan melakukan pembersihan kawasan pantai dan laut di 25 kota di Indonesia.
Sampah-sampah di laut Indonesia, sesungguhnya bukan hanya berasal dari Indonesia saja, pusaran arus laut juga membawa sampah-sampah dari kawasan Eropa Timur menyambangi dan masuk ke dalam perairan Indonesia, untuk itulah UNEP mendukung Indonesia secara penuh dalam pembersihan ini.
Keseriusan LHK dalam pengelolaan sampah ini juga telah naik ke level selanjutnya, dimana KLHK telah menggandeng Kementerian UKM untuk mendorong pemberian KUR bagi bank sampah. Siti mencontohkan, di tahun 2016, kolaborasi KLHK, Kementerian UKM dan Bank BRI, telah mampu memberikan modal awal senilai 30 juta rupiah, bagi kelompok bank sampah yang ada di kota Makassar, sehingga diharapkan peningkatan ekonomi domestik ini berjalan berkelanjutan.
Menutup kegiatan bersih-bersih di Taman Menteng, Siti Nurbaya menyampaikan ucapan terimakasih nya kembali kepada PRAISE, dan korporasi anggotanya, para pionir peduli sampah, Pemda DKI dan elemen lainnya. Siti mengingatkan agar seluruh yang hadir pada saat itu, dan seluruh warga Indonesia mendukung gerakan Indonesia bersih sampah tahun 2020.(ria/RB/rls)
Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau
Ultimatum Virus Akalbudi
Oleh Chaidir (Ketum FKPMR) TAHUN 1445 Hijriyah tenggelam dalam tidurnya yang abadi. Selamanya akan berada dalam…