RIAUBOOK.COM - Warga pesisir pantai di Kota Dumai mulai khawatir dengan ancaman gelombang air laut ke daratan atau abrasi yang semakin mengikis lahan mereka. Pemerintah diminta segera melakukan penanganan sebelum abrasi semakin mengancam keberadaan darataan.

Data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Dumai sejak 2010 lalu, sejauh tujuh meter pengikisan tanah terjadi pada daerah pesisir pantai diakibatkan dorongan ombak dan arus laut ini.

Pengikisan pantai ini terjadi di sepanjang pantai Kelurahan Tanjung Penyembal, Lubuk Gaung, Bangsal Aceh serta Basilam Baru di Kecamatan Sei Sembilan. Sementara di Kelurahan lainnya juga terjadi di Mundam, Teluk Makmur, Guntung dan Pelintung Kecamatan Medang Kampai.

Seorang warga Kelurahan Tanjung Penyembal Kecamatan Sei Sembilan Budiman mengaku sudah ratusan meter bibir pantai dan lahan orangtua telah hilang akibat hantaman gelombang laut, termasuk areal pekuburan warga.

"Apabila dibiarkan abrasi ini akan terus mengikis bagian pantai dan air laut bisa membanjiri daerah di sekitar pantai. Kita berharap pemerintah dapat segera mengatasi," kata Budiman kepada wartawan, Senin (8/8/2022).

Warga Kelurahan Teluk Makmur Kecamatan Medang Kampai Firdaus menyebut pemerintah pernah berjanji di Tahun 2010 lalu akan menyiapkan anggaran pencegahan dan pemeliharaan kawasan pantai, namun hingga kini belum terealisasi.

Menurutnya, pemerintah hanya fokus membangun turap di kawasan sekitar pantai wisata, padahal banyak pesisir pantai dan kawasan pemukiman terancam abrasi.

Termasuk tanaman bakau di sepanjang bibir pantai Dumai kini banyak hilang bukan saja hantaman gelombang tetapi juga perubahan status kawasan.

"Penanaman mangrove sempat dilaksanakan beberapa kali, tetapi sebagian besar sudah habis dihantam dan terkikis ombak," jelasnya.

Pemandangan di pesisir laut Kecamatan Medang Kampai, tampak abrasi mengikis daratan pesisir dengan kedalaman sekitar dua meter dan beberapa pohon batang kelapa sudah berada jauh dari bibir pantai.

Banyak pemukiman penduduk yang akan terdampak dari ancaman abrasi jika kondisi semacam ini dibiarkan berlarut-larut tanpa adanya langkah pencegahan.

Rahmat, warga Kelurahan Pelintung Kecamatan Medang Kampai juga menyatakan abrasi sudah sangat jauh menggerus daratan sejak beberapa tahun belakangan dengan kondisi tampak kian parah.

Lanjutnya, sebahagian kebun warga yang berada di bibir pantai banyak yang sudah hanyut tergerus ombak. Beberapa kebun warga diantaranya tanaman kelapa, sawit dan durian.

"Lihat saja, ditengah laut itu ada tunggul kelapa, itu dulunya daratan yang sudah digerus abrasi," ujarnya.

Dinas Lingkungan Hidup Kota Dumai terus berupaya mencegah abrasi dengan melakukan rehabilitasi dan reboisasi dengan cara menanam mangrove di kawasan pesisir pantai. Selain itu bekerjasama dengan perusahaan beroperasi di garis pantai untuk memantau dan menanam secara berkala di kawasan di pesisir pantai.

DLH juga terus melakukan pendampingan ke perusahaan untuk melakukan survei dan menunjukan tempat yang terbaik apabila perusahaan ingin menanam mangrove sebagai bentuk kepedulian menjaga lingkungan. erz