RIAUBOOK.COM - Restorasi Ekosistem Riau (RER) pada 2019 telah memulai survei serangga untuk Ordo Odonata yang termasuk capung dan capung jarum (damselfly).
Selain itu, RER juga melakukan riset pendahuluan untuk meneliti bagaimana perilaku spesies mamalia terhadap perbatasan atau area tepian di antara hutan tanaman produksi akasia dan hutan rawa gambut.
Tim RER juga memulai kerja sama dengan Yayasan SINTAS (Save the Indonesian Nature and Threatened Species) untuk mengadakan survei pertama tentang keberadaan harimau di Semenanjung Kampar untuk mendukung Survei Harimau Sumatera (Sumatra Wide Tiger Survey), dan Program Pemulihan Harimau Nasional Indonesia (Indonesia's National Tiger Recovery Program).
Berbagai prakarsa penelitian keanekaragaman hayati ini merupakan upaya RER dalam merestorasi hutan di kawasannya. Pengetahuan yang lebih komprehensif mengenai jenis spesies yang berada di kawasan RER akan sangat membantu dalam menentukan strategi dan keberhasilan restorasi ekosistem.
"Sebagai contoh, 28 spesies Odonata ditemukan dalam lima hari survei awal di Semenanjung Kampar menunjukkan bahwa ekosistem gambut kami berada dalam kondisi yang baik. Karena Odonata di kenal sebagai salah satu indikator kesehatan ekosistem air tawar," kata Nyoman.Â
Mendukung Sustainable Development Goals (SDGs)
Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp And Paper (RAPP) Sihol Aritonang mengatakan pencapaian yang dicatatkan RER tak lepas dari metode yang ditetapkan APRIL selaku induk usaha PT RAPP, yakni dengan pendekatan produksi-proteksi khususnya di wilayah Semenanjung Kampar.
Lebih lanjut, RER juga merupakan perwujudan nyata komitmen perusahaan dalam mendorong penerapan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) khususnya poin 15: Life on Land (Ekosistem Daratan).
"Selain itu, RER merupakan bagian dari perwujudan Sustainable Forest Management Policy (SFMP) 2.0 yang dijalankan Grup APRIL. APRIL berkomitmen 1 banding 1, dimana kami mengkonservasi atau merestorasi 1 hektare hutan alam untuk setiap hektare hutan tanaman industri yang dikelola," jelas Sihol.
Pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP 21) 2015 di Paris, Grup APRIL berkomitmen sebesar US$100 juta selama 10 tahun untuk mendukung proyek restorasi ekosistem dan konservasi APRIL.
Sebagai informasi, upaya restorasi dan konservasi RER tak lepas dari dukungan pemerintah, khususnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang memberikan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu- Restorasi Ekosistem (IUPHHK-RE) untuk dikelola RER pada 2013. Izin pengelolaan ini berlaku selama 60 tahun. (rls)
Golkar Riau Akan Dipimpin Seorang Pejuang, Bukan Petarung
Goresan; Nofri Andri Yulan, S.Pi (Generasi Muda Partai Golkar)1. PI (Parisman Ikhwan) didukung penuh oleh Ketua DPD I Partai Golkar…