SYAMSUAR termasuk gubernur yang memenuhi kriteria mewakili Tanah Riau, Melayu. "Saya kenal beliau, orang baik".

Kelimat; "Syamsuar orang baik" menjadi jaminan kuat untuk Gubernur Riau itu bisa lepas dari 'sangkar' yang membelenggunya.

"Sejak beliau Camat, saya melihat ada potensi dan akhirnya dipilih," kata seorang Jenderal (Purn) di Jakarta, tidak mau disebut nama.

Namun keterpilihan Syamsuar tidak lantas dimuluskan jalannya, sempat gagal sebelum akhirnya menjadi Bupati Siak dua periode.

Sampai hari ini, sejak menjabat gubernur, Syamsuar tidak bisa lepas dari pengamatannya; "Apa yang terjadi hari ini dan nanti, tidak lepas dari kesalahan-kesalahan".

Saat ini, Syamsuar memang seperti dalam belenggu. Tokoh Melayu ini menghadapi berbagai cobaan besar yang sulit dipecahkan.

Mulai dari keretakan dukungan, hingga perpecahan LAM Riau, bahkan upaya pembedahan masalah hukum yang terus mengancamnya.

Sejumlah persoalan itu kata dia didesain dengan cukup baik oleh orang-orang tertentu yang memang menginginkan Syamsuar terus berada dalam genggam kendali.

"Situasi yang sulit, tapi ada dua jalan pemecah dari masalah itu. Satu jalan membebaskan beliau dari sarang atau cengkraman, kemudiam jalan kedua adalah untuk menang kembali di periode selanjutnya," kata dia.

Pria 65 tahun itu tidak merinci dua jalan yang dimaksud. Namun 'clue-nya' ada pada PKS dan PAN.

"Dua partai itu yang mendukungnya," katanya. (fzr)