RIAUBOOK.COM - Tim penyidik pidana khusus pada Kejaksaan Negeri Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi proyek pembangunan lintasan atletik Stasion Utama Sport Center pada Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kuansing tahun anggaran 2020.

"Pada hari Rabu tanggal 30 Agustus 2023 sekira pukul 09.30 WIB, Tim Penyidik Pidsus Kejaksaan Negeri Kuantan Singingi melakukan pemeriksaan saksi dengan inisial M selaku Direktur Utama PT. Ramawijaya, YZ selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) sekaligus sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan IC selaku Manager PT. Ramawijaya," kata Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) dan Humas Kejati Riau, Bambang Heripurwanto lewat sambungan WhatsApp, Rabu (30/8/2023).

Setelah selesai dilakukan pemeriksaan, lanjut Bambang, tim penyidik kemudian melakukan gelar perkara (ekspose) yang menyimpulkan adanya dugaan tipikor pada proyek pembangunan lintasan atletik Stadion Utama Sport Center pada Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kuansing tahun 2020.

"Dan selanjutnya tim penyidik menetapkan M sebagai tersangka dengan Surat Penetapan Tersangka Nomor : B-1413/L.4.18/Fd.1/08/2023 tanggal 30 Agustus 2023," katanya.

Kemudian YZ, demikian Bambang, juga ditetapkan sebagai tersangka dengan Surat Penetapan Tersangka Nomor : B-1415/L.4.18/Fd.1/08/2023 tanggal 30 Agustus 2023.

Terakhir kata dia, yakni C juga ditetapkan sebagai tersangka dengan Surat Penetapan Tersangka Nomor B-1414/L.4.18/Fd.1/08/2023 tanggal 30 Agustus 2023.

"Penetapan ketiga tersangka oleh penyidik tersebut karna telah ditemukannya 2 alat bukti yang cukup berdasarkan Pasal 184 ayat (1) KUHAP," kata Bambang.

Bahwa berdasarkan Laporan Hasil Audit Tujuan Tertentu dari Inspektorat Kabupaten Kuantan Singingi Nomor : 15/LHA-ATT/ITKAB/2023 tanggal 24 Agustus 2023 atas Penghitungan Kerugian Keuangan Negara/Daerah pada Pembangunan Lintasan Atletik Stadion Utama Sport Center oleh Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kuantan Singingi Tahun 2020 yang dikerjakan oleh PT. RAMAWIJAYA dengan Nilai Kontrak sebesar Rp. 8.579.579.000,- (delapan milyar lima ratus tujuh puluh sembilan juta lima ratus tujuh puluh sembilan ribu rupiah), dapat disimpulkan telah terjadi kerugian keuangan negara/daerah.

Kata Bambang, terdapat selisih pembayaran yang mengakibatkan kerugian keuangan negara/daerah senilai Rp 1.041.946.877,73 (satu miliar empat puluh satu juta sembilan ratus empat puluh enam ribu delapan ratus tujuh puluh tujuh rupiah koma tujuh puluh tiga sen.

Terhadap ketiga tersangka, lanjut Bambang, disangkakan melanggar Pasal 2 Ayat (1) dan/atau Pasal 3 Jo Pasal 18 Ayat (1) huruf b Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo jo Pasal 55 ayat (1) Ke-1 KUHP dengan Ancaman Hukuman untuk Pasal 2 ayat (1) paling singkat pidana penjara selama 4 Tahun paling lama 20 tahun denda paling sedikit Rp. 200.000.000,- dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- dan ancaman Hukuman untuk pasal 3 pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).

Untuk mempercepat proses penyidikan sebagaimana berdasarkan Pasal 21 ayat 4 KUHAP secara subyektif merujuk pada kekhawatiran para tersangka akan melarikan diri, menghilangkan barang bukti, atau akan melakukan tindak pidana lagi dan secara objektif ancaman diatas 5 (lima) tahun penjara, maka terhadap tersangka M dan YZ dilakukan penahanan di Lapas Kelas II Teluk Kuantan selama 20 hari kedepan.

"Namun terhadap tersangka IC tidak dilakukan penahanan dikarenakan telah di tahan dalam perkara lain," kata Bambang. (ist)