Dugaan korupsi ini dilaporkan oleh masyarakat. Saat ini pengusutan masih dalam tahap penyelidikan.

Anggaran proyek tersebut berasal dari APBN yang alokasinya berada di Satuan Kerja (Satker) Direktorat Jenderal (Dirjen) Kelembagaan Vokasi dan Produktivitas.

Proyek tersebut dikerjakan dengan dua tahun anggaran. Namun proyek tersebut urung selesai dan mangkrak.

Anggaran pertama pada tahun 2021 dengan nama kegiatan Pembangunan Gedung BLK Pekanbaru dengan nilai kontrak Rp10.271.984.111.

Kegiatan itu dilaksanakan oleh CV Bonimas.

Lalu pada tahun 2022 dengan nama kegiatan Pengadaan Pembangunan Fisik Gedung BLK Pekanbaru dengan nilai anggaran Rp18.472.480.308 yang dimenangkan oleh PT Pulau Bintan Bestari.

Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Riau, Imran Yusuf membenarkan perihal adanya pengusutan kasus tersebut.

Dia memaparkan, proses saat ini, jaksa masih mengumpulkan data dan bahan keterangan dari pihak terkait.

"Benar. Sementara ini kita kumpulkan data. Pengumpulan data dan keterangan," kata Imran, Rabu (23/8/2023). (tribun)