PARTAI Nasdem dinilai cerdik karena memilih Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa sebagai salah satu kandidat calon presiden (capres) yang bakal diusung. Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama, Ari Junaedi memaparkan sejumlah alasannya.

"Pertama, Andika apalagi masih menjabat sebagai Panglima TNI mempunyai daya tarik politik yang tinggi," tutur Ari pada sebuah media nasional.

Kedua, Andika dinilai punya performa dan latar belakang kepemimpinan yang baik.

Flash back sedikit 1998

Saat Pak Harto lengser KSAD R Hartono menanyakan apakah gerakan kudeta Golkar ini mau dilibas?

Jawab Pak Harto, sudah bikin baru saja.

Nah, akibatnya suara Golkar sejak saat itu berubah jadi bunglon, berubah warna biru Demokrat, kuning Hanura, biru kuning Nasdem, dan merah Gerindra.

Saat koalisi KIB lawan KMP semua di oposisi (Golkar, Gerindra, Demokrat) kalah dalam Pilpres Jokowi, tapi ada Nasdem di dalam pemerintahan mengajak masuk lainnya.

Pilpres lagi semua ikut KMP lagi, Golkar, Demokrat, Gerindra lawan KIB lagi, kalah perang lagi tapi ada Luhut dan Nasdem di Jokowi, ngajak Gerindra malah jadi Menteri Pertahanan.

Dengan demikian, mau diputar-putar bunglon ini selalu di pemerintahan. Tidak pernah di luar.

Pilpres 2024 Perlu diketahui, mereka grup bunglon berganti kulit, tetapi di dalamnya adalah TNI, yaitu arus Wiranto, SBY, Prabowo.

Di partai PDIP pun ada Hendropriyono. Alhasil suara Fraksi TNI masih dominan. Walaupun warna warni.

Nasdem paham bahwa Pilpres ini ajang Fraksi TNI dominan. Maka pilihan Nasdem adalah Andika.

PDIP bisa tidak setuju Ganjar, tetapi setuju dengan Andika Perkasa. Kalau semua setuju Andika - Ganjar, otomatis lawannya Anies.

Oleh : Goenardjoadi Goenawan (Direktur NSI Nawacita Sosial Inisiatif)