RIAUBOOK.COM - Pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Selasa (5/9/2023), mengagendakan pemeriksaan terhadap mantan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.

"Pemeriksaan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu adalah sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pengadaan sistem perlindungan atau proteksi tenaga kerja Indonesia (TKI)," kata Juru Bicara Kelambagaan KPK, Ali Fikri.

Pada kesempatan terpisah, Cak Imin mengakui telah menerima surat pemanggilan dirinya oleh KPK, namun dia memastikan tidak bisa hadir karena telah teragenda kegiatan luar kota.

"Saya harus hargai, hormati dan dukung penuh semua langkah-langkah KPK dalam menuntaskan kasus korupsi," kata Cak Imin dalam talk show Mata Najwa.

Cak Imin melanjutkan, bahwa dirinya adalah salah satu pihak yang terlibat dalam membuat undang-undang komisi pemberantasan korupsi pada awal-awal reformasi.

"Makanya dalam upaya pemberantasan korupsi, penuntasan masalah dan kasus-kasus korupsi, maka saya akan dukung terdepan. Karena itu adalah bagian dari langkah-langkah kita bersama untuk membersihkan bangsa ini. Dan itu komitmen saya," katanya.

Makanya, lanjut Cak Imin, beberapa kali sempat dipanggil dan diperiksa KPK dirinya selalu datang dan menjelaskan semuanya.

"Demikian juga, apa yang baru saya baca tadi, bahwa saya besok dipanggil. Saya sudah dapat surat pemanggilan, dan sebetulnya saya mau datang, tapi acara saya di Benjarmasin ini pembukaan Musabaqoh Tilawatil Quran (MTQ) sedunia, internasional, dan saya dijadwalkan oleh temen-temen, dan sebagai wakil ketua DPR maka saya harus membuka acara itu," katanya.

Cak Imin melanjutkan, bahwa karena alasan itu dia kemudian meminta KPK untuk menunda atau menjadwal kembali pemeriksaan terhadap dirinya.

Sebelumnya, KPK telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka kasus dugaan korupsi sistem proteksi TKI di Kemnaker. KPK juga telah mencegah tiga orang tersangka itu ke luar negeri.

Ketiganya masing-masing dua orang pihak dari Kemnaker bernama Reyna Usman dan I Nyoman Darmanta serta satu orang pihak swasta bernama Karunia.