Riau Book - Dua pemain asing yang memperkuat Persikalis Bengkalis, Provinsi Riau ternyata hanya memiliki visa kunjungan, bukan visa kerja sesuai profesinya sebagai pemain bola.

Hal ini diungkapkan Kepala Imigrasi Bengkalis Toto Suryanto kepada wartawan di ruang kerjanya, Senin (13/2/2017).

Menurut Toto, kedua pemain asing itu diduga melanggar Pasal 71 dan Pasal 122 huruf a Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian. Di Pasal 122, ancaman hukumannya 5 tahun penjara dan denda Rp500 juta.

Sementara untuk penanggungjawab kegiatan ungkap Toto, bisa saja dijerat dengan Pasal 122 huruf b Undang-undang Nomor 6 Tahun 2011.

Namun, Toto tidak akan diterapkannya, karena dia memahami atas ketidak pahaman Taufik selaku penanggungjawab tournament tersebut.

"Kalau di 122 (Pasal 122 UU No 6/2011), dua-dua (pemain dan penanggungjawab kegiatan) kena," kata Toto, kendati saat diperiksa keduanya mengaku tidak dibayar.

Kedua pemain asing itu, Cristian Alejandro Gonzales Pena (39)) dan Cristian Eduardo Carrascou Gonzales (40) memperkuat Persikalis dalam tournament Persikalis Cup 2017 di Stadion Muhammad Ali, Bengkalis, Jum'at dan Minggu (12/2/2017) sore.

Toto memaparkan, pihaknya mengetahui kehadiran kedua pemain itu di Bengkalis berdasarkan laporan masyarakat dan laporan tersebut sudah sampai kepimpinannya.

Untuk itu, Jum'at sebelum main, pihaknya sudah meminta Penanggungjawab kegiatan (Taufik) agar menunjukan paspor dan visa kedua pemain asing itu.

Akan tetapi, saat itu Taufik tidak bisa menyerahkan paspor dan visa kedua pemain asing tersebut, dengan alasan kedua pemain itu tidak mau memberikan.

"Pak Taufik itu sudah kita datangi, Jadi konteknya kita yang mendatangi, bukan dia yang datang ke kita," jelas Toto,

"Kami tak tahu dia (pemain asing) menginap dimana?," ungkap Toto.

Karena kedua pemain tersebut dinilai tidak koperatif, Toto kemudian menugaskan dua orang anak buahnya memantau kegiatan keduanya saat membela Persikalis.

"Dengan terpaksa kami mendatangi stadion untuk melihat satu faktah pelanggaran dimana dia bermain. Dokumennya ada," tegas mantan Kepala Kantor Imigrasi Jakarta Selatan.

Kendati saat diperiksa (BAP) keduanya mengaku tidak dibayar (tidak menerima upah). Namun, pihak imigrasi menilai akomodasi yang diterima kedua pemain asing itu sudah masuk katagori menerima upah.

"Karena ada tiket yang dibayar, ada akomodasi dan hotel dibayarkan. Itu sudah katagori bekerja," ujarnya.

Toto juga memaparkan tentang dirinya yang suka bekerjasama bahkan mau memback up sebuah kegiatan amal yang mandatangkan orang asing.

"Contoh, bapak tahu kegiatan Imlek di Viarah yang mendatangkan orang asing (penyanyi). Tapi, sifatnya menghibur, bukan komersil, saya back up. Karena bukan komersil," kata Toto lagi.

Sementara itu, usai menjalani pemeriksaan kedua pemain asing tersebut tidak ditahan. Keduanya masih tinggal di hotel menunggu proses hukum yang dilakukan imigrasi atas dugaan pelanggaran yang dilakukannya.

"Kita BAP, tapi tidak kita tahan, keduanya masih nginap di hotel," pungkasnya. (Doang)

Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau