Riau Book-Jantung bocor adalah kelainan bawaan atau kongenital yaitu masalah pada struktur jantung yang sudah ada sejak lahir sehingga akan mengubah aliran normal darah melalui jantung.

Seperti kita ketahui secara garis besar jantung kita memiliki dua sisi yakni kanan dan kiri, dipisahkan oleh dinding atau sekat bagian dalam yang disebut septum.

Jantung sebelah kanan menerima darah miskin oksigen dari tubuh dan memompanya ke paru-paru, sedangkan jantung sebelah kiri menerima darah yang kaya oksigen dari paru-paru dan memompanya ke seluruh tubuh.

Septum mencegah pencampuran darah antara kedua sisi jantung tersebut, namun beberapa bayi dilahirkan dengan lubang di septum bagian atas atau bawah dan kondisi inilah yang disebut dengan jantung bocor.

Bagi peserta JKN-KIS yang hamil agar dapat mencegah bayi yang dikandung mengalami penyakit jantung bawaan, dapat dilakukan upaya-upaya seperti, yakni pemeriksaan terhadap infeksi TORCH (toxoplasma, rubella, cytomegalovirus dan herpes) sebelum kehamilan dan pengobatan hingga tuntas.

Seterusnya, hindari meminum obat selama kehamilan kecuali atas instruksi dokter dan juga tidak merokok, minum minuman keras dan mengonsumsi obat-obatan terlarang

Selain itu, menjaga kesehatan selama kehamilan, kontrol kehamilan secara rutin dan bila mengalami resiko tertentu, misalnya di atas 35 tahun, memiliki penyakit misalnya diabetes atau darah tinggi, periksakan kandungan lebih sering.

Seperti yang dialami oleh Latifa Husna (3) anak dari Syaiful Anwar (49) yang merupakan peserta JKN-KIS yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, kondisi tersebut diketahui disaat putrinya berumur dua bulan, orang tuanya khawatir karena ia seperti orang dewasa yang ngorok disaat tidur sehingga memeriksakan kondisi anaknya tersebut ke dokter.

Dikatakan Syaiful, setelah melakukan pemeriksan Latifa dirujuk ke Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru dan dilakukan pemeriksaan yang lebih lanjut, dikatakannya juga pada saat itu dirinya sekeluarga belumlah menjadi peserta JKN-KIS, namun atas saran dari dokter dirinya segera mendaftarkan diri dan keluarganya karena perawatan atas kondisi anaknya akan memakan biaya yang tergolong tidak kecil dan berkelanjutan.

"Setelah menjadi peserta JKN-KIS dan melalui proses pelayanan kesehatan yang berjenjang, saya melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap terkait kondisi si kecil hingga diperiksa di RS Jantung Harapan Kita Jakarta, pada saat itu diketahui kondisi Latifa secara spesifik mengalami kebocoran jantung selebar 0,03 mm," Kata Syaiful Anwar, Jum'at (30/12/2016).

Disebutkannya, berdasarkan pemeriksaan tersebut dokter menyarankan dilakukan operasi untuk menutup kebocoran pada jantung Latifa, hingga pada akhirnya operasi dilakukan di RS Eka Hospital pada tanggal 27 Juni 2015 dan dirawat selama 10 hari.

"Operasi tersebut memakan biaya sebesar 116 juta dan ditanggung oleh BPJS Kesehatan, saya merasa kaget dan bersyukur karena itu semua ditanggung BPJS Kesehatan, hanya pada saat itu saya meminta untuk naik kelas perawatan sehingga dikenakan biaya atas selisih pelayanan kesehatan yang diterima Latifa," katanya kembali.

Selain riwayat pelayanan kesehatan yang didapatkan anak Syaiful Anwar, dirinya juga memberikan beberapa saran terkain JKN-KIS, yaitu pemerintah harus lebih memperhatikan masyarakat yang kurang mampu sehingga yang berhak mendapatkan bantuan iuran (Peserta PBI) menjadi lebih tepat sasaran.

"Terkait antrian yang terjadi pada rumah sakit agar dioptimalkan dari sisi administrasi sehingga tidak ada lagi masyarakat yang harus menunggu terlalu lama", katanya mengakhiri.(RB/one)