RIAUBOOK.COM - Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dekat kawasan padat pemukiman penduduk dilaporkan meresahkan warga Simpang Rintis, Jalan Suktan Syarif Kasim dan Sisingamangaraja, Pekanbaru, Riau.

"Jadi sudah banyak warga melapor ke saya, namun tidak tahu harus mengadu ke mana. Setelah saya cek memang SPBU itu tidak layak karena membahayakan dan mengganggu kenyamanan masyarakat," kata Direktur Eksekutif Reformasi Energi Riau (RER) Nasir Day di Pekanbaru, Kamis (11/1/2024).

Menurut Nasir Day, izin pembangunan dan operasional SPBU tersebut harus dievaluasi mengingat lokasi itu merupakan kawasan padat penduduk dan kawasan padat kendaraan.

"Saya sudah melihat dan meninjau lokasi SBPU tersebut, sangat tidak layak dan berpotensi mengganggu keamanan dan kenyamanan masyarakat umum," katanya.

Patut diketahui, belakangan ini warga Pekanbaru resah maraknya pembangunan SPBU yang tiba-tiba menyeruduk wilayah padat pemukiman.

"Selain menyalahi tata ruang, kehadiran SPBU di kawasan padat penduduk patut dianggap mengancam kehidupan warga," kata Nasir.

Menurutnya, SPBU yang ada kawasan padat itu dibangun di luar persetujuan warga setempat karena banyak yang protes.

"Dengan pertimbangan keselamatan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi, maka sebaiknya Pertamina cabut izin SPBU itu," katanya.

Dari aspek keselamatan, lanjut Nasir, keberadaan SPBU di dekat permukiman dianggap berpotensi membahayakan keselamatan warga sekitar karena ancaman bahaya ledakan yang kerap terjadi di sejumlah wilayah tanah air.

Hasil riset yang dilakukan menurut Nasir menunjukkan selama kurun waktu empat tahun telah terjadi delapan kali peristiwa ledakan atau kebakaran di SPBU yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Ini yang juga mendatangkan kekhawatiran bagi masyarakat. Kemudian belum lagi berkaitan dengan Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), apakah ini sebelumnya sudah benar-benar dilakukan pengujian atau belum? Sejauh ini masih harus dipertanyakan," demikian Nasir Day. (fzr)