RIAUBOOK.COM - Peristiwa tragis, pembunuhan satu keluarga di kawasan Pondok Melati, Bekasi, pada Selasa 13 November sejauh ini masih meninggalkan misteri.
Hingga saat ini belum ada satupun saksi yang benar-benar melihat peristiwa tragis yang menimpa keluarga malang itu.
Kasus pembunuhan satu keluarga ini menimpa kepala keluarga bernama Diperum Nainggolan (38), istri Maya Boru Ambarita (37), serta kedua anaknya Sarah Boru Nainggolan (9) dan Arya Nainggolan (7). Keempat korban tewas dengan cara yang mengenaskan, tanpa ada yang mengetahui kejadian tragis tersebut.
Terdapat beberapa spekulasi yang mengarahkan kejadian tersebut menggunakan hal-hal yang berbau klenik. Salah seorang warga sekitar Tempat Kejadian Perkara (TKP) bernama Abdul Salim (45), mengatakan pada malam kejadian nahas itu, seperti tidak pada umumnya. Pasalnya dirinya merasakan hal-hal tidak biasa dialaminya.
"Nah ini pada malam kejadian itu, satpam (sekolah) saja, pintu gerbang setengah 12 (malam) sudah ditutup. Udah sepi nih, sepi banget. Nah saya langsung masukin motor, langsung tidur sama anak saya di atas," ujar Salim pada pers, Rabu 14 November 2018.
Sementara pada saat dirinya ingin melaksanakan salat subuh di masjid sekitar rumahnya, dia tidak merasakan ada hal yang aneh di tempat pembunuhan atau rumah korban.
"Sampai jam 4 (dini hari) saya ke masjid, buka pintu rumah, ya enggak ada yang aneh-aneh. Cuma memang bawaannya sepi, senyap. Enggak seperti biasanya," ungkap Salim.
Dalam peristiwa tragis itu sama sekali tidak ada yang mengetahui detail pembunuhan tersebut. Ironisnya, di kawasan itu ada dua orang yang berkeliling Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) setiap malam, dengan memukul tiang listrik setiap jamnya.
"Jaga malam ada dua orang di sini, setiap malam dia pukul tiang listrik tuh. Orang itu tetap jaga, dan mereka pun enggak melihat," tuturnya.
Ada Klenik?
Selain adanya orang yang siskamling setiap malamnya, Salim pun mengaku orang yang jarang tidur. Dan biasanya, jam berapapun jika dirinya merasa lapar ia keluar untuk mencari penjual makanan.
"Saya termasuk orang yang jarang tidur di sini, tidur saya setelah saya Salat Subuh baru saya tidur. Biasanya nih, jam berapa aja saya laper saya keluar. Setengah dua (dini hari) saya masak mi instan, enggak pergi saya keluar. Bawaannya males keluar," kata Salim.
Salim pun juga merasakan ada hal yang aneh ketika malam kejadian mengenaskan itu. Dirinya menerangkan, biasanya juga banyak pemuda yang nongkrong dekat dengan lokasi kejadian.
"Ya mungkin (ada unsur klenik), biasanya di sini anak-anak itu nongkrong banyak. Tapi ini memang sepi, padahal enggak hujan. Kalau hujan mungkin sepi itu wajar," pungkasnya.
Sumber Jawapos


Golkar Riau Akan Dipimpin Seorang Pejuang, Bukan Petarung
Goresan; Nofri Andri Yulan, S.Pi (Generasi Muda Partai Golkar)1. PI (Parisman Ikhwan) didukung penuh oleh Ketua DPD I Partai Golkar…