Riau Book - Penyelamatan uang negara patut dilakukan untuk perbaikan kondisi perekonomian nasional yang sedang lesu di tengah melemahnya harga minyak dunia, salah satunya adalah menekan 'cost recovery' dari kegiatan di luar eksplorasi dan eksploitasi migas.

Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan telah menemukan sejumlah strategi untuk menurunkan cost recovery di sektor hulu migas, salah satunya menekan biaya proyek pemulihan tanah terkontaminasi minyak yang dilaksanakan PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) dalam beberapa tahun terakhir.

Menurut dokumen yang diterima, Sabtu (22/10/2016), upaya pemilihan tanah terpapar minyak (TTM) oleh Chevron difokuskan di wilayah Blok Rokan, Riau, terdapat lebih 150 titik lokasi yang tengah menjadi target perusahaan tersebut.

Chevron kemudian mengajukan perkiraan biaya yang dibutuhkan untuk pemulihan TTM ke pemerintah dengan nilai fantastis, yakni mencapai lebih Rp4 triliun untuk tahun ini.

Bahkan dilaporkan, beban biaya bertambah setelah upaya percepatan dilakukan dengan mendistribusikan TTM ke sejumlah perusahaan semen di tanah air, ditaksir menelan biaya sekitar 400 hingga 500 dolar AS per meter kubik, sementara perkiraan tanah yang terpapar minyak mencapai lebih 5 juta meter kubik.

Dalam dokumen yang diterbitkan Kementerian Koordinator Kemaritiman RI yang ditanda tangani Menteri Luhut Binsar Pandjaitan, terdapat sejumlah strategi yang akan diterapkan dalam menekan komponen 'cost recovery'.

Pertama adalah berkoordinasi dengan Menteri Lingkungan Hidup agar toleransi tanah terkontaminasi minyak di Chevron tidak menjadi 0,5 persen atau tetap 1 persen dan dapat menerima proses bioremediasi. Memperketat persetujuan terhadap program drilling Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang memiliki succes rate rendah.

Selanjutnya yakni meninjau kembali Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA), terutama tenaga kerja asing yang akan habis masa kerjanya dan meninjau kembali atas exptriate benefit. Kemudian memperketat biaya-biaya dari kantor pusat (direct charges, TSA dan overhead) yang tidak berpengaruh signifikan terhadap kegiatan hulu migas Indonesia.

Selanjutnya Luhut juga meminta KKKS untuk menunda 'cost recovery' terhadap kegiatan untuk memenuhi program/compliance dari kantor pusat (holding company).

Bahkan Menteri Koordinator Kemaritiman meminta agar perusahaan migas melakukan renegosiasi kontrak-kontrak barang dan jasa yang kurang kompetitif setelah harga minyak turun. Pihak Chevron maupun SKK Migas yang dikonfirmasi belum bersedia memberikan jawaban. (RB/fzr)

Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau