RIAUBOOK.COM - Wakil Gubernur Riau Haji Edy Natar Nasution mengatakan persoalan ekonomi sebenarnya dapat diatasi dengan cara-cara yang lebih efektif dengan memanfaatkan perbankan daerah.

"Kita punya Bank Riau Kepri Syariah yang bisa mengatasi masalah-masalah di daerah agar persoalan ekonomi juga teratasi," kata Edy Natar dihadapan para tokoh masyarakat yang tergabung dalam Tim Independen Inisiator Pemekaran Kabupaten/Kota Provinsi Riau di kediaman Wakil Gubernur Riau di Pekanbaru, Jumat siang (3/2/2023).

Dalam pertemuan itu, Wagub Riau Edy Natar Nasution didampingi Kepala Biro Tata Pemerintahan (Tapem) Firdaus dan beberapa staf Pemprov Riau.

Sementara dari Tim Inisiator Pemekaran hadir Ketua Syamsul Rakan Chaniago, Sekretaris Tim Fazar Muhardi, Ramli Walid dan Ahmad Syah Harrofie (tokoh borokrat), Syaid Hasyim (mantan Bupati Meranti), Asri Auzar (tokoh Rohil), Manahara Manurung (mantan anggota DPRD Riau), Datuk Tarlaili dari Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR), Rais Nur (mantan birokrat Pekanbaru), Imam Subroto (IKJR), Novrizon Burman dan Hengki Septihadi (senior pers).

Menurut Edy Natar, BRK Syariah sebenarnya bisa menjadi solusi untuk mengatasi berbagai persoalan di daerah terutama dalam hal pembiayaan.

"Selama ini kita sibuk membangun namun selalu bingung untuk pembiayaan perawatan atau pemeliharaan aset yang dibangun tersebut karena membebani APBD," katanya.

Padahal seharusnya, demikian Edy Natar, ada upaya yang lebih efektif untuk melepaskan ketergantungan dalam perawatan infrastruktur yakni melibatkan perusahaan-perusahaan.

"Karena ada ratusan ribu kendaraan perusahaan yang melintasi jalan-jalan di Riau, tapi begitu perbaikan malah menggunakan APBD. Harusnya mereka juga ikut dalam perbaikan jalan-jalan yang rusak," katanya.

Infkasi

Saat ini menurut dia situasi ekonomi global mengalami ketidakpastian, dan tentu akan berdampak ke berbagai wilayah di tanah air salah satunya inflasi.

"Untuk mengatasi persoalan inflasi, maka seharusnya kita bisa memanfaatkan lahan untuk menanam tanaman yang menjadi kebutuhan pokok," katanya.

Seperti cabai, menurut Edy Natar sebelumnya sempat menjadi penyumbang inflasi hingga menembus angka 7 persen, situasi itu tentu membingungkan mengingat ketahanan pangan harusnya bisa diatasi.

"Kita inflasi sampai 7 persen hanya gara gara cabai, apakah benar situasi ini? Saya minta data ke Dinas Pertanian dan Disperindag. Tujuannya untuk mengatasi masalah itu," kata dia.

Padahal, lanjut dia, untuk menekan atau mengendalikan inflasi itu sangatlah mudah, caranya dengan menggalakan penanaman cabai ke seluruh ASN yang ada di Riau.

"Ada puluhan ribu ASN di Riau yang bertugas di berbagai kabupaten/kota di Riau. Kalaulah mereka saja diminta untuk menanam cabai saya pikir masalah inflasi sudah selesai," katanya.

Hanya dengan memanfaatkan tanah seluas satu kali satu meter, lanjut dia, seharusnya bisa untuk menanam cabai yang mampu menghasilkan 3 kg cabai dari tanah satu meter persegi.

"Kalau semua ASN menanam cabai dengan bidang tanah satu meter persegi dengan jumlah ANS yang ada, itu sebenarnya sudah bisa mengatasi persoalan inflasi akibat cabai," katanya.

Menurut Edy Natar, membangun provinsi itu seperti membangun ketahanan nasional, kesejahteraan provinsi itu juga tergantung pada kesejahteraan di desa bahkan tingkat RT.

"Maka harusnya kita berpikir untuk kesejahteraan yang berjenjang, dan BRK Syariah bisa menjadi perbankan yang membantu untuk menyejahterakan rakyat," demikian Edy Natar. (fzr)