RIAUBOOK.COM - Memcuatnya wacana pemekaran sejumlah kabupten/kota di Provinsi Riau disambut hangat para tokoh dan pemuka masyarakat di daerah ini, meraka bahkan mulai mencari satu daerah yang layak untuk dijadikan 'Kota Madya Syariah'.

"Yang jelas kalau Kota Pekanbaru tidak pantas untuk dijadikan ikon, apalagi dijadikan sebagai Kota Syariah," kata Tokoh Pemuda Pancasila Arsyadjulianto Rachman dalam satu kesempatan akhir pekan Desember 2022.

Menurut pria yang akrab disapa Anto Rachman ini, Pekanbaru saat ini telah menjadi kota berkembang dengan penduduk yang heterogen atau multikultural.

"Banyak kegiatan atau usaha dan bisnis yang tidak mencerminkan syariah, jadi tidak pantas untuk dijadikan kota syariah," kata Anto.

Menurut dia, kota yang layak untuk dijadikan sebagai ikon kultur dan budaya serta keagamaan adalah Bengkalis.

"Bengkalis sejauh ini belum tercemarkan kegiatan-kegiatan usaha haram, jadi pantas untuk diwacakan sebagai Kota Madya Syariah," kata Anto.

Ketua Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau (FKPMR) yang juga mantan Ketua DPRD Riau, Dr drh Chaidir lewat sambungan telepon menyatakan mendukung rencana pemekaran kabupaten/kota di Riau, termasuk Bengkalis sebagai Kota Madya Syariah.

"Namun kalau sekarang masih belum bisa, karena Bengkalis masih bergabung dengan Duri dan Mandau. Tapi kalau sudah menjadi kota, bisa juga diwacanakan sebagai kota syariah," kata Chaidir.

Menurut Chaidir, selain Bengkalis juga ada Kota Siak yang juga pantas untuk dijadikan sebagai kota syariah.

"Siak menjadi daerah yang kulturnya masih terjaga, pantas juga untuk diwacanakan sebagai kota syariah," katanya.

Chaidir menjelaskan, jika pemekaran kabupaten/kota di Riau dapat direalisasikan, maka wacana kota madya syariah patut dipertimbangkan mengingat saat ini ekosistem syariah menjadi arah yang tepat untuk pembangunan di Riau. (fzr)