RIAUBOOK.COM - Pihak penyidik Kepolisian Daerah (Polda) Riau mengeluarkan surat perintah penyidikan (sprindik) baru terkait kasus dugaan kredit fiktif Bank Jawa Barat (BJB) Cabang Pekanbaru dan tangah membidik tersangka baru.

Saat ini dalam kasus tersebut aparat telah menetapkan dua tersangka yang sedang diproses persidangan PN Pekanbaru.

"Peningkatan status ke penyidikan setelah penyidik Subdit Perbankan melakukan pemeriksaan saksi dan gelar perkara," kata Direktur Ditreskrimsus Polda Riau Kombes Ferry Irawan kepada pers di Pekanbaru, Kamis (13/10/2022).

Dari gelar itu, lanjut dia, penyidik menemukan keterlibatan pihak lain pada kasus tersebut.

Selain melakukan gelar perkara, kata dia penyidik juga memeriksa 12 saksi dari pihak debitur, serta pegawai BJB Cabang Pekanbaru.

Bahkan saksi ahli dari BPKP perwakilan Riau dan Kementerian Keuangan kata dia juga memberikan keterangan.

"Sudah 12 orang yang diperiksa sebagai saksi, kemudian diluar itu ada tiga orang saksi ahli, saksi dari pihak debitur, pegawai BJB dan baru gelar perkara," kata Ferry.

Ferry memastikan akan mengumumkan siapa nama tersangka baru itu setelah merinci perannya dalam kasus itu.

"Dalam waktu dekat kita umumkan nama tersangka dan jabatannya serta perannya dalam kasus di BJB itu," demikian Ferry.

Sementara Kasubdit Tindak Pidana Perbankan Ditreskrimsus Kompol Teddy Ardian menambahkan, kasus kredit fiktif itu berawal dari laporan debitur soal kejahatan perbankan, dugaan itu terjadi sejak 2015 hingga 2016.

"Awalnya ada laporan dari debitur di BJB soal kasus perbankan. Laporannya tentang dana nasabah di bank tersebut disebut hilang," kata Teddy.

Setelah diselidiki, akhirnya polisi menetapkan mantan Manager Komersil BJB Cabang Pekanbaru inisial IO dan teller bank inisial TR jadi tersangka. Kedua pelaku bahkan sudah divonis bersalah Pengadilan Pekanbaru beberapa waktu lalu.

Selidik punya selidik, akhirnya polisi menemukan pidana lain dari kasus itu dan ternyata debitur yang melaporkan bernama Arif Budiman mengajukan kredit fiktif.

"Setelah didalami, akhirnya Arif ditetapkan sebagai tersangka," katanya lagi.

Arif Budiman dijerat Pasal 2 ayat (1) dan/atau Pasal 3 Jo Pasal 18 ayat (2) huruf b UU Tipikor juncto Pasal 55 ayat (1) KUHP. (ist)