Riau Book - Melihat foto-foto terbaru dari Makassar yang saya terima pagi ini, saya sontak bergumam: Al Markaz-ku kembali.

Masjid megah di kota Makassar, Al Markaz Al Islami kini kembali seperti dulu bahkan kian mengkilap dan menghijau. Rerumputan tumbuh dan terawat, sampah-sampah sudah tak tampak, eskalator kembali berjalan, kran-kran air sudah berganti baru, dan para petugas kebersihan masjid lebih bergiat lagi. Perpustakaannya sedang dibenahi, pengurusnya kini menerima sumbangan buku dari para dermawan.

Tampilannya kembali seperti mimpi-mimpi sang penggagas, almarhum Jenderal M. Jusuf, tentang sebuah masjid yang bak monumen, bertahan dan gemilang melampaui masa beratus-ratus tahun lamanya.

Masjid ini dibangun di tahun 1994 dan selesai pada 1996 saat Jenderal Jusuf telah pensiun dari gelanggang militer dan politik. Bergandengan dengan Jusuf Kalla, ia merintis pembangunan Al Markaz Al Islami di atas lahan bekas kampus Universitas Hasanuddin di pinggir kanal yang indah. Lantai dan dindingnya dari granit dan pualam, atapnya sirap tembaga berwarna hijau torquoise dari Italia, lampu gantung raksasa dari Cekoslowakia, semuanya mahal dan berkelas. Menaranya menjulang dengan pelantang suara azan yang menjangkau berkilo-kilometer.

Sang arsitek, Achmad Nu'man merancangnya dengan aliran udara yang bersilangan di dalamnya mendinginkan ruangan. Akustik pengeras suara di dalamnya juga bening dan tak menggema.

Sayang sekali, sepeninggal Jenderal Jusuf, kota ini didera masalah klasik: kebersihan. Juga lingkungan Al Markaz yang berdebu, pelataran kering, tanaman yang meranggas, dan tentu sampah yang berserakan di setiap pojoknya, sampai ke kanal yang mengalir di belakang. Pekarangannya yang luas sudah pula jadi pasar rakyat dengan lapak-lapak jualan seadanya.

Kini, Masjid Al Markaz Al Islami dikembalikan seperti mimpi-mimpi M. Jusuf, sang penggagas, tentang sebuah masjid yang tetap megah dan gemilang di kawasan timur Indonesia. Para pengurus masjid, Ketua Badan Pengurus Harian Basri Hasanuddin, sang sekretaris Husain Abdullah, dan orang-orang sekitarnya, telah satu gerak dan bahasa: Al Markaz yang menjadi pusat kegiatan Islam yang bersih dan menyejukkan. (RB/habir)

(dikutip dari FB Bang Tomi Lebang https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10209661991601211&id=1072002562)

Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau