Belajar Kedamaian Lewat Tari Kecak di Pulau Dewata

LEBIH 71 tahun umur bangsa ini, berbagai terpaan masalah telah dilalui, dan kini kembali dihadapkan dengan kondisi politik yang carut marut. Ingat, bahwa budaya selama ini mampu memersatukan suku dan agama yang beragam, maka tak salah jika harus kembali belajar.

-------

Sore itu di sebuah tebing yang indah di sisi barat pulau Dewata, matahari sudah hampir terbenam.

Tempat itu bernama Uluwatu, puluhan pria dengan bersarungkan kain saput poleng berwarna hitam putih, duduk dalam posisi melingkar membentuk arena di tanah lapang.

Berikutnya disuguhkan gerak gempita tarian bercerita tentang sebuah epos yang terkenal dari tanah Hindia, kisah Ramayana.

Beberapa pemain silih berganti memerankan Shinta, Rama, Hanuman, dan Rahwana menari di dalamnya.

Sepanjang pertunjukan sama sekali tidak ada alat musik yang dibunyikan, hanya suara puluhan penari yang meneriakkan "cak cak e cak cak e" sembari menggerakkan tangan ke atas seperti melakukan pemujaan.

Riuh rendah suara para penari tersebut membentuk irama bertalu-talu yang mengiringi tarian, terus bersahutan seperti gema dari dunia lain.

Gerakan layaknya pemujaan dalam Tari Kecak ini dikembangkan dari sebuah ritual kuno masyarakat Bali yang bernama Sanghyang. Sejak dahulu kala secara turun temurun, masyarakat bali teguh menghormati leluhur. Sanghyang adalah tradisi tarian di mana penarinya akan menari dalam kondisi tidak sadar.

Kemudian penari itu berusaha melakukan komunikasi dengan Tuhan atau roh para leluhur dan pesan-pesan tersebut diteruskan kepada masyarakat.

Biasanya pesan yang dibawa terkait dengan permasalahan kehidupan sehari-hari. Dari gerakan ritual yang sudah melekat ini, oleh Wayang Limbak seorang seniman Bali dikembangkan menjadi sebuah tarian kolosal yang melibatkan banyak orang dengan suguhan bumbu cerita agar bisa dinikmati penonton.

Sebuah karya seni tari tidak hanya lenggokan penari yang dapat dinikmati secara visual saja, namun terlebih keseragaman gerakan serta kekompakan dan kerjasama di antara para penarinya merupakan kunci penampilan yang memikat dan mampu membuat para penonton larut dalam sajian tarian yang digelar terutama jika berbentuk tari kolosal.

Tari Kecak yang kemudian dikenal sebagai tari kolosal paling terkenal dari Bali seperti juga tari lainnya dari budaya tanah air, Saman, Tor-tor, Sajojo maupun Poco-poco. Setiap tari kolosal tersebut keindahannya justru muncul dari dinamisnya ragam gerak para penari di dalamnya.

Pencipta tarian ini, Wayang Limbak terus berusaha mengenalkan tarian ini ke seluruh dunia. Bersama seorang sahabatnya, Walter Spies dari Jerman, Limbak mengenalkan tari kecak dalam tur keliling dunianya pada tahun 70-an.

Buah dari kerja keras itu tidak hanya tarian yang dikenal dunia, namun akhirnya daerah asal kesenian ini, yaitu Bali ikut melambung di dunia Internasional yang kemudian menarik para wisatawan mancanegara untuk berkunjung ke Bali.

Kegigihan Wayang Limbak dalam menciptakan Tari Kecak dan mengenalkan ke dunia itu yang menjadi sebab eksisnya tarian tersebut di tengah budaya Bali saat ini.

Tari yang diciptakan dari nilai-nilai luhur budaya nenek moyang. Harmoni gerakan para penarinya sepanjang waktu bercerita tentang pesan-pesan moral yang selalu terkandung dalam setiap tarian budaya luhur nusantara. Pesan untuk terus bekerja sama, bahu membahu membuat kehidupan yang indah dan dinamis dengan saling membantu.

Keunikan Tari Kecak adalah simbolisasi tentang kerjasama gotong-royong yang sudah mengakar dalam budaya masyarakat Indonesia. Di mana salah satu karakter tarian kelompok adalah selain kerjasama yaitu membutuhkan kemampuan yang sama atau kesetaraan. Mengartikan bahwa tidak ada salah satu yang menonjol memiliki dominasi atas yang lain.

Meskipun ada peran ceritera dalam tarian, namun hal tersebut sebagai pelengkap dan menyadari bahwa gerak peran itu tidak bermakna tanpa adanya dukungan dari para penari kecak.

Meskipun tentang gotong royong ini sudah menjadi jargon lama, namun tak pernah membosankan. Selalu aktual dalam kondisi apapun bangsa ini.

Republik yang telah 71 tahun berdiri ini selalu membutuhkan nafas bekerja sama saling membantu dalam perjalanan selanjutnya.

Ibaratnya sebuah barisan tari, tidak perlu ada satu penari yang merasa mendominasi dan menindas sesama penari dalam barisan. Sehingga dengan demikian juga tidak perlu ada bagian barisan yang merasa perlu memberontak dan memisahkan diri dari barisan. (RB/fzr/net)

Follow News : Riau | Kampar | Siak | Pekanbaru | Inhu | Inhil | Bengkalis | Rohil | Meranti | Dumai | Kuansing | Pelalawan | Rohul | Berita Riau

foto

Terkait

Foto

Musim Interupsi di Masa Septina Primawati

ADA dua hal yang perlu dicermati sekaligus juga menarik untuk disimak kalau membuka catatan sejak dilantiknya Septina Primawati sebagai ketua…

Foto

Opini - Mimpinya Kesejahteraan, Diskriminasi dalam Kenyataan

Riau Book - Di sebuah koran harian ternama pada tahun 2009, Kunjana Rahardi (2012) menulis sebuah artikel opini dengan tema…

Foto

Gajah Datang Bertarung, Pelanduk Mati Terjepit!

Riau Book - Gajah-gajah yang bertarung, pelanduk yang mati terjepit. Itulah nasib 63 pekerja pasukan oranye Jakarta Pusat yang dihukum…

Foto

Beda Jokowi dan Tito dengan Umar bin Khattab

Oleh: Wira Atma Hajri, S.H., M.H.(Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau/Pengelola UIR Press)"Wahai masyarakat! Orang-orang sebelum kita telah melakukan kekeliruan…

Foto

Pokir Buat Getir, Reses Bikin Stres

Oleh : Bagus Santoso(Anggota Komisi D Bidang Pembangunan DPRD Provinsi Riau, email: kang.bagus@gmail.com)ISTILAH Pokir (pokok pikiran) dan Reses yang…

Foto

Masih Ingat dengan Trio Macan 2000?

Riau Book - Pagi ini, membacai kabar-kabar yang melintas di lini masa dan grup-grup perbincangan whatsapp, sepertinya utak-atik dan mantera-mantera…

Foto

Setya Novanto Jadi Ketua DPR RI Lagi, Ingat!

Riau Book - Saat muncul kabar tentang Partai Golkar hendak memulihkan kembali Setya Novanto menjadi Ketua DPR, saya hanya bisa…

Foto

Donald Trump Ingin Bangun Markas di Bulan, Jokowi Masih Repot karena Ahok dan SBY

Riau Book - Presiden Amerika Serikat yang baru Donald Trump memiliki keinginan begitu tinggi, membangun markas di bulan, beralasan perubahan…

Foto

Islam dan Negara (2)

Oleh: Wira Atma Hajri, S.H., M.H.(Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau/Pengelola UIR Press)Untung ruginya perjuangan, harus dinilai dari untung ruginya…

Foto

Mengejutkan! Semuanya Lepas dari China

Riau Book - Apakah ini tanda bahwa sebentar lagi dominasi China dari cabang olahraga bulutangkis akan segera tergeser oleh negara-negara…

Foto

Tentang Cinta, Meriam dan Kata Tuhan

Tahukah Anda dari mana datangnya kata cinta? Bukan dari mata turun ke hati, tapi dari Spanyol. Maksudnya dari bahasa Spanyol…

Foto

Gubri Tak Berani Tanyakan Calon Wagubri kepada Setya Novanto

Riau Book - Gubernur Riau mengaku tidak berani menanyakan langsung perihal kapan nama-nama calon Wakil Gubernur Riau diturunkan oleh Ketua…

Foto

Islam Penggerak Perjuangan

Oleh: Muhammad Yuanda Zara(Sejarawan, PhD di Universiteit van Amsterdam)Bagi bangsa Indonesia, bulan November adalah bulan kepahlawanan, yang diperingati untuk mengenang…

Foto

Jakarta tanpa Spanduk Kampanye

Riau Book - Dalam setiap pemilihan, baik pemilihan umum maupun Pemilihan Kepala Daerah, alat peraga kampanye berupa spanduk, poster dan…

Foto

Donald Trump Balikkan Keadaan di AS, Bagaimana dengan Ahok di Jakarta?

Riau Book - (Berbagai survei yang dilakukan di Amerika Serikat untuk mengetahui pilihan masyarakat akan pilihan mereka terhadap presiden pengganti…

Foto

Islam dan Negara (1)

Oleh: Wira Atma Hajri, S.H., M.H.(Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Riau/Pengelola UIR Press)Pembicaraan mengenai hubungan Islam dan negara selalu menarik…

Foto

Melihat Kontribusi BUMD Riau

Oleh : Bagus Santoso(Anggota DPRD Riau dari Fraksi Partai PAN)Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), keberadaaanya memang penuh dinamika. Dari masalah…

Foto

Bukan Hanya Ahok, Sutiyoso Juga Pernah Dimusuhi Saat Jadi Gubernur DKI Jakarta

Riau Book - akarta di masa berjayanya media sosial adalah akuarium raksasa dengan lampu merkuri: semua kejadian dan cerita di…

Foto

Menggugat Gelar Kepahlawanan

Oleh : Andi Rony SaputraSetiap tahun kita mengenang jasa para pahlawan, setiap tanggal 10 november kita mengenang sebuah sejarah besar…

Foto

Riau Sambut Hari Anti Korupsi Internasional

Oleh : Bagus SantosoSorotan mata ratusan juta penduduk Indonesia saat ini tersedot tertuju kepada gerakan aksi bela Islam. Kendati demikian…

Pendidikan